(Tulisan ini dibuat sebagai terjemahan dari salah 1 postingan lamaku di blog ini, tentang ringkasan perubahan yg terjadi padaku waktu itu)
Kuliah itu menurutku adalah sebuah keberuntungan, bukan menjadi pengangguran dengan status pelajar
Sama seperti mereka, para pekerja lepas dan relawan yang memiliki profesi
Sekali lagi, bukan pengangguran berstatus!
Kuliah itu fungsinya adalah untuk memperbaiki pola berpikir seseorang, terutama dalam hal mindset dan kemampuan bernalar. Apabila berbicara tenaga, waktu, umur dan pengeluaran rasanya tidak sepahit ketika melihat mereka yang berhenti ditengah jalan, terlebih lagi mereka yang menyerah duluan dan belum atau bahkan tidak pernah berkesempatan untuk melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi setelah SMA/SMK.
Oke, cukup sekian soal penolakan tentang opini receh oknum TikTok soal kuliah itu menganggur (katanya)
Kisah ini dimulai dari anak sekecil itu plonga-plongo masuk terakhir (alhamdulillah diterima) di 1 jurusan, dari ketiga jurusan yang dipilihnya, di fakultas yang sama (alias kaya gada pilihan lain aja). Maklum, korban acara realita di layar kaca (inisial huruf M). Anak itu bernama Hanif.
Jauh sebelum diterimanya Hanif di perguruan tinggi di negeri tetangga, tempat dia menetap saat itu Hanif sudah diterima di salah satu jurusan pilihannya sendiri. Akan tetapi, Hanif menolaknya setelah disepakati bersama, dengan alasan video viral yang beredar dari akun resmi kampus bersangkutan. Maklum, setelah Oppa Gangnam Style terbitlah goyang Harlem jadi FOMO pasti ada. Terlepas dari oknum maupun instansi yang mau ikutan tren yang beredar (https://www.youtube.com/watch?v=UYzkba8NR18).
Mulai dari ospeknya yang istimewa, dilakukan sebanyak 3x (2x umum, 1x fakultas). Alhamdulillah kampusnya begitu dekat dengan Laut Cina Selatan, jadi ospeknya di kampus (2x) dan 1x di pulau penelitiannya. Pulau penelitian itu bernama Pulau Bidong, khusus untuk meneliti spesies penyu dan ekosistem disekitarnya termasuk dunia perlautan. Paling lucu justru waktu ospek di pulau ini, dimana anak semuda itu dengan PD nya jadi imam solat Isya di hari pertamanya, padahal bacaan pun masih terbata-bata (maklum grogi karena demam panggung sepertinya). Sedangkan untuk ospek fakultas Hanif diberi kesempatan menjadi panitia di ospek fakultas pada tahun berikutnya.
Orientasi pekan (ospek) di Pulau Bidong, 2013Panitia Ospek fakultas, 2014
Lanjut ke pembicaraan inti, di tahun pertama inilah muncul sebuah ide untuk mendirikan perkumpulan pelajar setanah air ketika ada kunjungan tamu (pelajar Aceh) dari Universiti Kebangsaan Malaysia atau disingkat UKM (seperti UGM-nya Malaysia). Pada kesempatan itu Hanif sempat merekam dan mengunduhnya di laman YouTube kesayangannya (https://www.youtube.com/watch?v=0aY7BB9yzJw). Usut punya usut, alhamdulillah di tahun yang sama sudah didirikan. Hanif diberi tugas sebagai perwakilan untuk hubungan masyarakat (humas). Adapun keikutsertaan Hanif selama periode yang diamanahkan, Hanif bersyukur bisa menjadi bagian dari perwakilan pelajar yang mengikuti kegiatan tersebut dan juga menerima kunjungan dari Atase Pendidikan RI waktu itu, bapak Rusydi (alm., semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT).
Perkumpulan pelajar Indonesia di Gong Badak, Terengganu, MalaysiaKunjungan Atase pendidikan KBRI KL di Kuala Terengganu
Bicara soal pilihan, berikut tips dari Hanif agar kuliahmu lancar dan
berhasil di kemudian hari:
1. Jika kamu mahasiswa/i kupu-kupu, utamakan dirimu mencari literatur berkualitas selama belajar dan mencari info magang atau program relawan jika tertarik
2. Jika kamu mahasiswa ambisius, maka prioritaskan akademis dahulu sebelum organisasi dkk
3. Jika kamu pelajar super sibuk (mampu mengimbangi kuliah-ekskur), pastikan istirahatmu cukup dan tubuh baik-baik saja terutama waktu ibadahmu tidak terganggu
4. Dan jika kamu pelajar biasa saja, apalagi underrated & invisible jangan menyesal di awal apalagi kalau sudah terlanjur ditengah jalan seperti Hanif. Perlu diingat bahwa apa alasanmu memilih jurusan itu, apakah sekedar hobi, atau memang beneran minat kalau bukan korban televisi atau media massa lainnya
Akhir kata begitulah yang dapat disampaikan oleh penulis selama menjadi
pelajar asing, namun tidak terasingkan. Buktinya Hanif bersyukur sudah banyak
dibantu oleh para tenaga didik dan rekan-rekan seperjuangan yang lebih tua
darinya, selama dia masih belajar disana. Semoga para pembaca dapat mengambil
pelajaran dari kisahnya, dan penulis tutup dengan quote berbahasa Inggris “a man tells a fail story, so other men could
learn from it” (seorang pria bercerita kisah gagalnya, agar pria lainnya
dapat mengambil hikmahnya).